Thursday, July 30, 2015
-
Salah satu cara menghargai jasa para pahlawan adalah dengan cara membuat puisi. Mereka berjuang melawan penjajah dengan hanya bermodalkan bambu runcing, mengorbankan jiwa dan raga untuk mengusir penjajah. Biasanya Puisi Perjuangan dibacakan di perayaan spesial, seperti hari kemerdekaan, hari pahlawan, hari kesaktian pancasila dan hari bersejarah lainnya. Puisi Perjuangan Saat ini sudah banyak penulis-penulis muda yang sudah tak enggan lagi mempublikasikan karyanya di depan khalayak.
Sebagai bentuk karya sastra, puisi memiliki ciri khusus terutama pada pilihan kata atau diksinya. Ketepatan pilihan kata sangat penting karena melalui kata yang tepat itu suasana dan perasaan penulis dapat terungkap dengan baik. Sebelum membaca puisi, kamu harus mengetahui dan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan membaca puisi, seperti volume suara, artikulasi suara, intonasi suara, gerak tubuh, mimik muka, dan tatapan atau pandangan mata. Keenam hal tersebut sangat menentukan berhasil atau tidaknya kamu membaca puisi.
Ki Hajar Dewantoro Karya Nur Laili Pangestika Kau telurusi Kehidupan bangsa Indonesia Kau cari celah kekalahan Indonesia Ternyata satu Yang telah membuat Indonesia sengsara Yaitu kebodohan Waktu yang terputus Dan berputar Kau berantas kebodohan Dengan berbekal Sekarung ilmu, seperti keikhlasan Keikhlasan yang selalu ada di hatimu Semangat mengkobar didirimu Kau ajari anak didikmu Agar terbebas dari kebodohan Terhindar dari kesengsaraan Kau tak pernah meminta imbalan Kau tak pernah mengeluh Meskipun tulang dan badanmu mulai rapuh Tak pernah Dan tak pernah kau hiraukan Karena hanya satu dan satu tujuanmu Yaitu membuat Indonesia merdeka dan sejahtera Kau bebaskan Indonesia Dari tangan penjajah Kau jadikan Indonesia Menjadi merdeka Terima kasih Ki Hajar Dewantara Kau pahlawan kami Pahlawan pendidikan Merdeka… Merdeka… Merdeka… Teriak bangsa Indonesia… | Ki Hajar Dewantara Yogyakarta, 2 Mei 1889 kau terlahir Darah biru bukan belenggu Tuk dekat dengan rakyatmu Raden Mas berganti Ki Hajar Tuk bebas dekat dengan rakyatmu Perjuangan dan pengabdian isi hidupmu Bangsa dan negara berhutang padamu Kau berjuang demi bangsa ini Walau harus menderita Terusir jauh ke negeri seberang Kau berontak melihat pribumi menderita Derita bangsa yang terjajah Kemiskinan, kebodohan, kesengsaraan Kau dirikan Taman Siswa Wahana belajar anak bangsa Awal mula tindakan nyata Meletakkan dasar pendidikan bangsa Membuatmu dikenang sepanjang masa Sebagai Bapak Pendidikan Nasional Kembalikan jatidiri kepribadian bangsa Kau lawan kebodohan dengan ilmu Bukan dengan angkat senjata Berbekal keihlasan dan ketulusan di hatimu Semangat mengkobar dalam dadamu Demi bangsa yang maju dan bersatu Kau tak pernah minta dihargai Kau tak pernah mengeluh Hanya satu yang membara didada Indonesia merdeka sejahtera Bangsa bebas dari penjajah Kau menginspirasi rakyat Indonesia Menuju masa depan yang lebih baik. Terima kasih Bapakku Ki Hajar Dewantara Kau pahlawan terbaik kami Merdeka..... |
Ternyata, puisi tersebut tidak hanya menggambarkan semangat kepahlawanan yang diperlihat Ki Hajar Dewantara, tetapi juga memiliki pesan bahwa Ki Hajar Dewantara berupaya memberantas kebodohan. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
Dengan semangat dan perjuangan KI HAJAR DEWANTARA dapat menjadi inspirasi kita dalam mencapai cita-cita, selain KI HAJAR DEWANTARA adalah pahlawan pendidikan Indonesia, dia juga rela berkorban demi pendidikan Indonesia.