Sunday, February 14, 2016
-
Klasifikasi merupakan suatu cara pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Klasifikasi makhluk hidup pada mulanya dibedakan atas dua kelompok, yaitu makhluk hidup yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Selanjutnya, pengklasifikasian itu berkembang dengan cara lain seperti berdasarkan tempat hidupnya, misalnya hewan darat dan hewan air, tumbuhan darat dan tumbuhan air, berdasarkan ukuran besar kecilnya, misalnya tumbuhan rumput-rumputan, tumbuhan pepohonan, tumbuhan perdu dan berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan pangan, tumbuhan obat-obatan, dan lain-lain.
Begitu kompleksnya keanekaragaman makhluk hidup, sehingga tak mungkin klasifikasi mahluk hidup tersebut hanya menggunakan cara-cara sederhana saja. Sistem klasifikasi makhluk hidup terus berkembang seperti perkembangan ilmu-ilmu lain. Sistem klasifikasi makhluk hidup dipelajari tersendiri dalam cabang ilmu biologi, yaitu taksonom. Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
- Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki;
- Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain;
- Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup. Misalnya jika kita amati dengan saksama, maka kelelawar memiliki kesamaan dengan marmot, yaitu termasuk hewan menyusui (Mamalia), kesamaan lainnya adalah bereproduksi dengan beranak. Walaupun kelelawar dan elang memiliki sayap untuk bisa terbang di udara, tetapi elang mempunyai perbedaan, yaitu tidak menyusui, melainkan bertelur, sehingga elang termasuk kelompok Aves (burung).
- Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
- Memudahkan mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam. Misalnya untuk mengamati jantung aves cukup hanya mengamati jantung dari salah satu anggota Aves, misalnya burung dara.
Kelompok | Pangan | Sandang | Obat | Hiasan/Lainnya |
---|---|---|---|---|
Tanaman | Jagung, Padi, Kentang, Wortel | Kapas | Lengkuas, Kunyit | Melati, Salam |
Hewan | Sapi, Kerbau, Udang, Kepiting, Ayam | Ulat Sutera | Ular | Gajah, Harimau |
2. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi merupakan cara yang baik untuk mempermudah dan menyederhanakan objek studi tentang makhluk hidup. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk hidup lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan. Misalnya dengan membandingkan antara ayam dan elang seperti di bawah ini.
Berdasarkan pengamatan tersebut dapat dilihat persamaan dan perbedaannya. Jadi, dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
Ciri-Ciri | Ayam | Elang |
---|---|---|
Persamaan 1. Berbulu 2. Mempunyai sayap 3. Jumlah kaki 4. Mempunyai paruh 5. Berkembang biak | Ada Ada Dua Ada Bertelur | Ada Ada Dua Ada Bertelur |
Persamaan 1. Jenis makanan | Biji-bijian | Hewan lain |
Berdasarkan pengamatan tersebut dapat dilihat persamaan dan perbedaannya. Jadi, dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
- Berdasarkan Persamaan. Misalnya antara ayam dan elang. Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis Aves (burung) karena memiliki bulu, sayap, dan paruh.
- Berdasarkan Perbedaan. Berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk golongan karnivora, yaitu pemakan daging.
- Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari makhluk hidup dapat diamati dari bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila Anda hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat Anda amati adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lainlain. Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila Anda mengamati dari ada tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.
- Berdasarkan Ciri Biokimia. Untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenisjenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.
- Berdasarkan Manfaat. Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk hidup.
1. Mawar, 2. Melati, 3. Jagung, 4. Padi, 5. Kacang tanah, 6. Kunir, 7. Jahe, 8. Lengkuas, 9. Paku suplir, 10. Paku pakis
No. | Ciri-ciri yang dimiliki | Tumbuhan | |||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | ||
1. | Bentuk tumbuhan a. Perdu b. Semak c. Rumput-rumputan d. Lembaran e. Pohon | x ✓ x x x | ✓ x x x x | x x ✓ x x | x x ✓ x x | ✓ x x x x | x x x ✓ x | x x x ✓ x | x x x ✓ x | x x x x ✓ | x x x x ✓ |
2. | Bagian-bagian tumbuhan a. Akar b. Batang c. Daun | Tg Ky Sr | Tg Ky Sr | Sr Hb Sj | Sr Hb Sj | Tg Hb Sr | Sr Hb Sj | Sr Hb Sj | Sr Hb Sj | Sr Hb Sr | Sr Hb Sp |
3. | Bunga a. Kelopak b. Mahkota c. Putik d. Benang sari | ✓ ✓ ✓ ✓ | ✓ ✓ ✓ ✓ | ✓ x ✓ ✓ | x x ✓ ✓ | ✓ ✓ ✓ ✓ | ✓ ✓ ✓ ✓ | ✓ ✓ ✓ ✓ | ✓ ✓ ✓ ✓ | x x x x | x x x x |
Tg = Tunggang, Sr = Serabut
Kay = Kayu, Hb = Herba
Sr = Menyirip, Sj = Sejajar
Pertanyaan
- Dari semua tumbuhan yang Anda amati, apakah terdapat ciriciri yang sama? Padi dan jagung memiliki ciri yang sama yaitu jenis tumbuhan rumput-rumputan, berakar serabut, berbatang herba, dan daun sejajar. Kunir, jahe, dan lengkuar jenis tumbuhan lembaran berakar serabut, berbatang herba berdaun sejajar, dan memiliki bunga sempurna. Paku suplir dan paku pakis jenis tumbuhan pohon, berakar serabut, berbatang herba, serta tidak memiliki bunga.
- Dari hasil pengamatan Anda, adakah tumbuhan yang diklasifikasikan dalam satu kelompok? Jenis tumbuhan perdu yaitu melati dan kacang tanah. Tumbuhan rumput-rumputan yaitu jagung dan padi. Tymbuhan lembaran yaitu jahe, kunyit, dan lengkuas. Tumbuhan pohon yaitu suplir dan pakis.
- Kelompokkan semua jenis tumbuhan yang diamati sesuai dengan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki! Mawar dan melati memiliki persamaan akar, daun, dan bunga, sedangkan perbedaannya mawar merupakan tumbuhan semak dan melati tumbuhan perdu. Jagung dan pakis memiliki persamaan akar dan batang, Sedangkan perbedaannya padi berdaun sejajar paku pakis berdaun menyirip. Jagung dan jahe memiliki persamaan akar, daun, dan batang. Sedangkan perbedaannya adalah jagung berbunga tidak sempurna sementara jahe berbunga sempurna
- Kesimpulan apakah yang Anda peroleh dari kegiatan ini? Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan ciri yang dimiliki sehingga dapat membedakan antara makhluk yang satu dengan yang lainnya. Semakin banyak persamaan semakin erat hubungan kekerabatannya.
Sistem klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan alasan-alasan tertentu yang dimulai dan dirintis oleh ilmuwan terdahulu dan terus berkembang sampai sekarang. Ada beberapa alasan yang digunakan para ahli sebagai dasar sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok, yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenik.
1. Klasifikasi Sistem AlamiKlasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan melalui pengamatan makhluk hidup secara morfologi. Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami.
Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
2. Klasifikasi Sistem BuatanDibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik, sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.
Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut.
- Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
- Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
- Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan. Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut.
Klasifikasi tersebut terdiri beberapa tingkatan, mulai dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup.
Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut takson. Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi tingkatan takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, maka semakin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki jumlah makhluk hidup yang sedikit. Pengelompokan dilakukan pada tingkatan tinggi sampai ke tingkatan rendah seperti berikut ini.
- Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia). Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup. Semua hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan dalam kingdom Plantae.
- Filum atau Divisio (Keluarga Besar). Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka dengan melihat persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar. Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis hewan dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan. Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan divisio tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota. Tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta, jamur berbasidium dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.
- Kelas. Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio, artinya apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas. Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan lain-lain. Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu dan berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio: Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
- Ordo (Bangsa). Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak memiliki akhiran. Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan tumbuhtumbuhan). Adapun pada tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo Graminales (bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawarmawaran).
- Famili (Suku atau Keluarga). Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili ini terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae. Contoh keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga kucing). Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang), Rosaceae (keluarga mawar).
- Genus (Marga). Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan atau tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan digaris bawah. Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia (marga cacing). Adapun contoh pada tumbuhan, Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).
- Species (Jenis). Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan yang subur (fertil). Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya. Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita), Rosa gallica (mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).
Variasi dalam satu species hewan disebut ras yang biasanya memiliki nama berbeda menurut daerahnya. Agar tercipta komunikasi yang lebih mudah antara pihak satu dengan pihak lain, setiap makhluk hidup harus memiliki nama yang dikenal di seluruh dunia. Tujuannya agar tercipta suatu sistem tata nama yang sederhana, mudah dipahami, dan berlaku secara internasional. Para ilmuwan mengambil suatu keputusan berdasarkan kesepakatan internasional dengan menggunakan metode binomial nomenclature, yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus. Binomial nomenclature adalah pemberian nama dengan dua nama atau disebut dengan tata nama ganda, yaitu selalu menggunakan dua kata nama genus dan nama species. Ketentuan dalam binomial nomenclature adalah sebagai berikut.
- Nama suatu species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk jenis.
- Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
- Nama species menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan. Misalnya: Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
- Nama species dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda dengan teks lain.
- Apabila nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
- Apabila nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan nama species melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah tingkat species maka ditulis terpisah, contohnya Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan).
- Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut, contohnya Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus)
3. Klasifikasi Sistem Filogenik
Bertolak dari teori evolusi Darwin tersebut muncullah klasifikasi sistem filogenik. Sistem klasifikasi ini dikelompokkan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau kelompok dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Organisme atau kelompok yang dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan dengan organisme atau kelompok yang berkerabat jauh. Cara mengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri-ciri secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku.