Tuesday, July 28, 2015
-
Merevisi teks cerita fabel merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dalam rangkaian aktivitas menulis. Tujuannya adalah agar tulisan yang disusun terhindar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan yang fatal. Kesalahan itu baik dari aspek struktur isi maupun bahasa yag kita gunakan. Sebagus apapun isi sebuah cerita tetapi banyak kesalahan, maka cerita itu tidak aka ada yang menyukai. Ada dua aspek yang perlu ditelaah dan direvisi dari sebuah teks cerita fabel agar teks cerita fabel yang disusun terhindar dari kesalahan yaitu struktur isi dan fitur bahasa.
Berikut beberapa poin yang harus dilakukan saat merevisi teks cerita fabel :memeriksa dan membetulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan huruf. Memriksa dan membetulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan kata depan. Setelah itu urutkan bagian-bagian teks menjadi urutan yang baik dan menjadi sebuah teks cerita fabel yang baik dan utuh. Untuk memulai merevisi teks fabel bacalah seluruh teks “Landak yang Kesepian”, kemudian temukan bagian teks yang masih salah.
1. Ejaan
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Kata yang mengikuti ditulis dengan huruf kecil jika bukan nama, panggilan, atau julukan. Betulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan huruf kapital berikut berdasarkan teks “Landak yang Kesepian”.
- Di hutan belantara hiduplah seekor Landak. (Di hutan belantara hiduplah seekor landak)
- Si Landak tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya. (Si landak tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya.)
- Beberapa waktu lalu si Landak mengajak Monyet, Kambing, Kancil, dan binatang lainnya untuk bermain bersama. (Beberapa waktu lalu si landak mengajak monyet, kambing, kancil, dan binatang lainnya untuk bermain bersama.)
- Setelah mendengar jawaban dari teman-temannya, Si Landak bertambah sedih. (Setelah mendengar jawaban dari teman-temannya, si landak bertambah sedih.)
- Ketika Si Landak sedang melamun di pinggir sungai, seekor Kura-Kura menghampirinya. (Ketika si landak sedang melamun di pinggir sungai, seekor kura-kura menghampirinya.)
2. Kata Depan
Penulisan “di-” sebagai awalan atau imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Sedangkan, “di” sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Untuk menambah pemahaman tentang penggunaan kata depan di dan awalan di- pada kata kerja, guru meminta siswa membetulkan penggunaan di sebagai kata depan dan di- sebagai awalan pada kalimat berikut ini.
- Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang tidak bisa di ajak berbicara dan bermain. (diajak)
- Aku akan berhati-hati agar duri ditubuhku tidak menusuk kalian. (di tubuhku)
- Ketika si landak sedang melamun dipinggir sungai, seekor kura-kura menghampirinya. (di pinggir)
- Dia tidak terima melihat teman-temannya di tangkap serigala. (ditangkap)
- Kami takut tertusuk duri dibadanmu itu. (di badanmu)
3. Mengurutkan bagian teks
Urutan teks fabel adalah orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda seperti di bawah ini.
Struktur Teks | Kalimat |
Orientasi | Di hutan belantara hiduplah seekor landak. Namanya Landa. Jarang sekali dia bermain dengan binatang lain. Si landak tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya. Setiap hari Landak bermain sendiri. Mencari makan pun dia hanya berani pada malam hari di saat binatang lain tidur pulas. Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang bisa di ajak berbicara dan bermain. Beberapa waktu lalu si Landa mengajak monyet, kambing, kancil, dan binatang lainnya untuk bermain bersama. Akan tetapi, mereka menolak ajakan itu. “Teman-teman, ayo main bersamaku?” ajak Landa. “Maaf, Landa, bukannya tidak mau bermain bersamamu, tetapi kami takut tertusuk duri di badanmu itu,” seru teman-temannya. Aku akan berhati-hati agar duri di tubuhku tidak menusuk kalian.” “Tapi maaf, Landa, kami belum bisa,” seru teman-temannya. Setelah mendengar jawaban dari teman-temannya, Si Landa bertambah sedih. Landa tetap berusaha sekuat tenaga agar dia dapat diterima oleh teman-temannya. Landa berusaha menghibur diri. Dia bernyanyi-nyanyi kecil. Landa selalu berpikir tentang nasibnya yang nahas itu. Dia berpikir bahwa ini adalah nasibnya. Setelah kejadian itu, Landa semakin tidak berani ke luar rumah. Dia hanya bisa memandang dari balik jendela binatang lain yang sedang bermain. Landa semakin sedih melihat hal itu. Ingin rasanya dia bergabung dengan temantemannya, tetapi apa daya teman-temannya tidak mau bermain dengannya. |
Komplikasi | Ketika si landak sedang melamun di pinggir sungai, seekor kura-kura menghampirinya. “Hai, siapa namamu? Aku Kuku. Aku perhatikan dari tadi kamu melamun saja.” Landa kaget mendengar si kura-kura. Dia bingung, ternyata masih ada yang mau menyapanya. Kuku mengulurkan tangannya ke Landa. Landa menjabat tangan Kuku dengan hati-hati. “Hai, namaku Landa,” jawab landa gembira. “Landa, aku tahu kok kamu sedang mempunyai masalah. Wajahmu terlihat murung,” kata Kuku. “Ah, tidak apa-apa, Kuku.” “Ceritalah kepadaku. Siapa tahu aku bisa membantumu.” Karena Kuku ramah dan baik, akhirnya Landa bercerita tentang hal yang menimpanya. Setelah mendengar cerita itu Kuku merasa iba kepada Landa. Kuku berusaha menghibur Landa. Dia juga mengundang Landa ke pesta di rumahnya. Landa senang mendapat undangan itu. Keesokan harinya Landa datang ke rumah Kuku. Dengan senang dan bergembira dia segera menuju ke rumah Kuku. Setelah sampai di rumah Kuku ternyata sudah banyak binatang lain yang hadir dalam pesta tersebut, termasuk monyet, kambing, dan kancil. Kuku menerima kedatangan Landa dengan gembira. Dia mengenalkan Landa kepada teman-temannya. Sebagian dari tamu-tamu itu ada yang mau bersalaman dengan Landa dan sebagian lain menolaknya. “Mengapa kamu tidak mau bersalaman denganku?” tanya Landa. “Maaf Landa, aku takut durimu menusuk tanganku,” jawab Kancil. |
Resolusi | Ketika mereka sedang asyik berpesta, tiba-tiba monyet berteriak kencang,“Teman-teman, cepat bersembunyi, ada gerombolan serigala mengintai kita. Seketika itu juga, mereka kalang kabut. Tiba-tiba gerombolan serigala mengejar binatang-binatang yang ada di rumah Kuku. Kura-kura, monyet, kancil, dan kambing sudah tertangkap oleh serigala. Seketika itu juga Landa marah. Dia tidak terima melihat teman-temannya di tangkap serigala. Landa langsung menggulung badannya menjadi bulat, seperti bola duri. Kemudian dia menggelindingkan ke arah gerombolan serigala. Dengan lincah Landa menabrakkan badannya ke gerombolan serigala itu. Serigala itu kesakitan dan gerombolan itu terpecah. |
Koda | Akhirnya, serigala itu lari meninggalkan Landak dan teman-temannya. “Hore, hidup Landa!” Terima kasih Landak, kami minta maaf atas sikap kami selama ini,” kata monyet sambil tersenyum tulus. Akhirnya, Landak tidak lagi kesepian. Kini, dia mempunyai banyak teman yang membuat hidupnya lebih bahagia. |