Friday, February 26, 2016
-
Sel merupakan unit terkecil organisme yang dapat melaksanakan fungsi hidup sendiri dan berreplikasi atau memperbanyak diri. Setiap sel yang menyusun jaringan epidermis ternyata mampu berdiri sendiri, terpisah dari sel lainnya. Semua fungsi unit-unit organisme dilakukan oleh sel. Semua ciri-ciri makhluk hidup ternyata dimiliki oleh sel. Satu sel tunggal mampu melakukan regenerasi karena memiliki materi genetik, melakukan respirasi dengan adanya mitokondria, dan melakukan pencernaan dengan adanya lisosom.
Berdasarkan jumlah sel yang dimiliki makhluk hidup, organisme dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu organisme unisel dan organisme multisel. Ada beberapa makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Organisme ini juga mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup, misalnya makan, tumbuh, dan respons terhadap rangsangan. Selain itu, terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sel. Masing-masing selnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan.
Para ahli biologi sekarang ini banyak menaruh perhatian pada sel karena hampir seluruh pemahaman terhadap proses dan kegiatan-kegiatan yang terjadi pada makhluk hidup diawali dengan mempelajari struktur dan fungsi sel. Sebelum ditemukannya mikroskop, kala penglihatan mata manusia sangat terbatas dan tidak mungkin dapat mengamati suatu objek yang berukuran kurang dari 100 mikron Ukuran sel berkisar antara 5 – 15 mikron tersebut di luar jangkauan pengamatan mata. Setelah ditemukannya mikroskop maka sel dapat diamati.
Pengamatan terhadap sel berkembang pesat dengan menggunakan mikroskop cahaya sampai perbesaran ratusan kali memperlihatkan bentuk sel yang lebih jelas. Perkembangan paling mutakhir saat ini adalah mengamati struktur sel menggunakan mikroskop elektron yang mampu memperlihatkan ultra struktur sel dengan perbesaran sampai ribuan kali sehingga memungkinkan kita untuk mempelajari setiap rincian struktur sel.
Mikroskop bukanlah satu-satunya perlengkapan yang digunakan untuk menyelidiki sel, melainkan ada metode baru yang telah dikembangkan, yaitu dengan memisahkan bagian-bagian sel dan kemudian mengisolasinya untuk penelitian yang lebih teliti.
Para ahli biologi sekarang ini banyak menaruh perhatian pada sel karena hampir seluruh pemahaman terhadap proses dan kegiatan-kegiatan yang terjadi pada makhluk hidup diawali dengan mempelajari struktur dan fungsi sel. Sebelum ditemukannya mikroskop, kala penglihatan mata manusia sangat terbatas dan tidak mungkin dapat mengamati suatu objek yang berukuran kurang dari 100 mikron Ukuran sel berkisar antara 5 – 15 mikron tersebut di luar jangkauan pengamatan mata. Setelah ditemukannya mikroskop maka sel dapat diamati.
Pengamatan terhadap sel berkembang pesat dengan menggunakan mikroskop cahaya sampai perbesaran ratusan kali memperlihatkan bentuk sel yang lebih jelas. Perkembangan paling mutakhir saat ini adalah mengamati struktur sel menggunakan mikroskop elektron yang mampu memperlihatkan ultra struktur sel dengan perbesaran sampai ribuan kali sehingga memungkinkan kita untuk mempelajari setiap rincian struktur sel.
Mikroskop bukanlah satu-satunya perlengkapan yang digunakan untuk menyelidiki sel, melainkan ada metode baru yang telah dikembangkan, yaitu dengan memisahkan bagian-bagian sel dan kemudian mengisolasinya untuk penelitian yang lebih teliti.
Struktur sel untuk pertama kali dilaporkan oleh seorang ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke, tepatnya pada tahun 1665. Ia telah melakukan penelitian pada sayatan tumbuhan gabus (Quercus suber) dengan menggunakan mikroskop. Pada sayatan gabus tersebut ditemukan adanya ruang-ruang kosong yang disebut ”cella” yang artinya ruang kosong.
Penemuan Robert Hooke mengenai struktur berongga yang terdapat pada sel gabus tersebut sebenarnya hanya mengenai sel mati. Penemuan tersebut telah memberikan dorongan kepada para ilmuwan lainnya untuk mempelajari bagian tubuh makhluk hidup. Kemudian, tahun 1839 fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel. Istilah protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel.
Dalam tahun yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor Schwann dari Jerman, membuktikan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk segala aktivitas dasar makhluk hidup. Pembuktian ini berkembang menjadi teori sel yang menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan.
Beberapa Istilah dalam Biologi Sel
Untuk mempermudah dalam mempelajari materi biologi tentang sel, berikut ini beberapa istilah yang sering digunakan dalam mempelajari sel. Walaupun istilah yang disajikan pada tulisan ini jauh dari lengkap, tidak ada salahnya jika anda mengetahui beberapa istilah tersebut.
Beberapa Istilah dalam Biologi Sel
Untuk mempermudah dalam mempelajari materi biologi tentang sel, berikut ini beberapa istilah yang sering digunakan dalam mempelajari sel. Walaupun istilah yang disajikan pada tulisan ini jauh dari lengkap, tidak ada salahnya jika anda mengetahui beberapa istilah tersebut.
No. | Istilah | Arti |
---|---|---|
1. | Dikariotik | Organisme berinti dua |
2. | Difusi | Gerakan pasif molekul dalam larutan dari yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah. |
3. | Dinding primer | Dinding yang terbentuk pada waktu sel membelah |
4. | Dinding sekunder | Perubahan dari dinding primer yang telah mengalami penebalan |
5. | Dinding/Membran sel | Bagian terluar yang membatasi protoplas dengan lingkungannya |
6. | Eksositosis | Pengeluaran bahan dari dalam sel yang menggunakan energi sel. |
7. | Endositosis | Pemasukan bahan ke dalam sel menggunakan energi sel. |
8. | Ektoplasma | Sitosol yang berada di dekat membran sel; saat normal bersifat gel |
9. | Endoplasma | Sitosol yang berada di bagian dalam sel; pada kondisi normal bersifat soliter |
10. | Fagsitosis | Proses memakan sel atau partikel dari luar berupa padatan dengan cara menelan atau menangkap |
11. | Fase gel | Gelatin padat; terjadi apabila kadar koloidanya tinggi |
12. | Fase sol | Fase cairan; terjadi apabila kadar koloidanya rendah |
13. | Fluid mosaic membrane | Membran mosaik cair; struktur membran yang berupa benda cair dengan molekul protein di dalamnya |
14. | Fosfolipid | Lemak yang bersenyawa dengan fosfat |
15. | Glikopolid | Lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat |
16. | Glikoprotein | Protein yang bersenyawa dengan karbohidrat |
17. | Hipotonik | Sel atau jaringan sel yang memiliki tekanan osmosis lebih rendah dibandingkan lingkungannya. |
18. | Histon | Protein basa yang kaya akan arginin dan lisin, terdapat pada DNA nukleus sel-sel eukariotik. |
19. | Kloroplas | Plastid hijau yang biasanya berbentuk cakram dan tesusun atas sistem selaput yang mengandung klorofil dan pigmen lain untuk proses fotosintesis. |
20. | Krista | Membran sebelah dalam mitokondria yang bentuknya berlekuk-lekuk |
21. | Lamela | Gel yang tersusun atas magnesium dan kalsium pekat; terdapat di antara dinding dua sel yang berdekatan |
22. | Latisifer | Sel bervakuola yang berfungsi menampung lateks (getah) |
23. | Matriks | Cairan yang berada di dalam mitokondria dan bersifat gel |
24. | Nuklelolus | Disebut anak inti sel adalah struktur yang yang terbentuk ketika sel sedang aktif melakukan transkripsi; nukleolus bukan merupakan bentukan tetap |
25. | Nukleoplasma | Protoplasma yang terdapat di dalam nukleus |
26. | Osmosis | Gerakan pasif molekul dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi. |
27. | Pencernaan intrasel | Pencernaan intrasel mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel |
28. | Plasmolisis | Proses mengerutnya protoplasma dan diikuti dengan penarikan sitoplasma dari dinding sel karena gerakan air keluar sel yang disebabkan oleh osmosis. |
29. | Plasmodesma | Disebut benang-benang porin merupakan penghubung dua sel bertetangga melalui pori; berperan memfasilitasi gerakan berbagai zat dan penghantar impuls antarsel |
30. | Pokariotik | Organisme berinti banyak |
31. | Poliformik | Memiliki banyak bentuk |
32. | Protein porifer | Protein tepi, yang menyusun tepi luar dan dalam membran |
33. | Protoplasma | Cairan kental di dalam protoplas |
34. | Reticular | Anyaman benang/jala |
35. | Retikulum endoplasma | Sistem membran kompleks yang tersusun secara tidak beraturan di dalam plasma sel eukariotik |
36. | Ribosom | Organel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein |
37. | Sel eukarotik | Sel yang mempunyai membran nukleus |
38. | Sel prokariotik | Sel yang tidak mempunyai membran nukleus |
39. | Sitoplasma | Protoplasma yang terdapat di antara inti sel (nukleus) dengan membran sel; berfungsi sbg tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel, berlangsung kegiatan pembngkaran & penyusunan zat melalui reaksi kimia |
40. | Sitosol | Sitosol disebut juga matriks sitoplasma; bagian larut dari sitoplasma yang mengisi ruang-ruang antarorganel; tempat berlangsungnya metabolisme tertentu seperti glikolisis, sintesis protein dan sintesis asam lemak |
41. | Sterol | Lemak alkohol, misal kolesterol |
42. | Tonoplas | Membran vakuola pada sel tumbuhan |