-->

Jaringan Ikat pada Hewan

Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat dan menyokong jaringan yang lain. Nama lain untuk jaringan ikat, yaitu jaringan penyokong atau penyambung. Jaringan ikat memiliki variasi yang sangat luas berdasarkan bentuk, letak, dan strukturnya. Fungsi utamanya sebagai penghubung antarjaringan, penunjang tubuh (tulang, tulang rawan) berperan dalam proses pengaturan suhu tubuh, mekanisme pertahanan, dan regenerasi. Jaringan ikat seperti tulang, tulang rawan, tendon, ligamen, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak berfungsi menyangga dan menyatukan jaringan dan organ-organ lain. Sifat dan fungsi tiap jaringan ikat ditentukan oleh sifat matriks interseluler.

Pada awal perkembangan embrio, ektoderma, dan entoderma dipisahkan oleh lapis benih ketiga, yaitu mesoderma. Jaringan yang dibentuk oleh sel-sel lapisan ini dikenal sebagai mesenkim (mesos = tengah; encyma = pemasukan atau penyusupan). Jaringan ikat embrionik disebut pula mesenkim. Jadi, semua jaringan ikat pada hewan dewasa berkembang dari mesenkim. Jaringan-jaringan penyokong tubuh, termasuk jaringan ikat sejati, tulang rawan, tulang, dan darah juga berkembang dari mesenkim. 

Mesenkim berupa jaringan spongiosa longgar yang khas pada awal kehidupan embrio dan banyak ditemukan sebagai pembungkus di antara bagunan-bangunan yang berkembang dari lapisan embrionik yang lain. Jaringan ini terdiri atas sel-sel berbentuk bintang dan kumparan yang membentuk jala-jala serta bahan-bahan interseluler yang tidak berbentuk (amorf) dan mengandung sedikit serat-serat.

Ciri yang khas dari jaringan ikat, yaitu terdiri atas bahan interseluler (bahan di antara sel) yang disebut matriks. Matriks ini terdiri atas serat-serat dan substansi (bahan) dasar yang bentuknya tidak teratur. Pada jaringan ikat, matriks ini merupakan hasil sekresi sel-sel jaringan ikat. Pada sitoplasmanya terdapat granula dan inti selnya menggelembung. Sel-sel jaringan ikat yang terdapat pada tulang rawan disebut kondrosit, jika terdapat pada tulang disebut osteosit, tetapi apabila terdapat pada jaringan konektif yang longgar maka sel-selnya disebut fibroblas.

A. Matriks (Bahan Interseluler)
Matriks adalah materi dasar untuk melekatkan sesuatu. Matriks tersusun oleh serabut dan bahan dasar (cairan ekstraseluler). Sel-sel pada berbagai bentuk jaringan ikat berbeda, baik nama, bentuk, serta fungsinya, sedangkan matriks terbagi menjadi dua, yaitu fibrosa yang berbentuk serat dan amorf yang tidak berbentuk.

1) Matriks yang berbentuk serat (fibrosa)
Pada jaringan tubuh hewan dikenal tiga macam serat jaringan ikat, yaitu serat kolagen, serat retikuler, dan serat elastik. Pembagian ini dibedakan berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya.
  • Serat kolagen. Serat kolagen bentuknya berupa berkas-berkas yang bervariasi dan berwarna putih. Ciri khas serat kolagen memiliki daya regang yang sangat tinggi, tetapi elastisitasnya rendah. Serabut kolagen akan hadir di tempat di mana dibutuhkan daya tahan keregangan yang tinggi, misalnya pada tendon dan ligamen. Pada tendon kolagen berfungsi untuk menghubungkan otot dan tulang. Selain di tendon, serat kolagen juga ditemukan di tulang dan kulit. 
  • Serat elastin. Serat elastin seratnya lebih tipis dibandingkan dengan serat kolagen namun memiliki elastisitas yang tinggi. Namun, sejalan dengan bertambahnya umur seseorang, elastisitas serat elastin juga akan semakin menurun. Bentuk serat ini tampak seperti pita pipih atau benang silindris panjang bercabang-cabang dan tipis. Serat elastin tersusun dari mukopolisakarida dan protein. Serat elastin banyak ditemukan pada ligamen dan dalam pembuluh darah.
  • Serat retikuler. Serat retikuler sebenarnya adalah serat kolagen yang sangat halus dan tersusun membentuk suatu kerangka penyokong berupa jala-jala atau retikulum. Serat retikuler terdapat seperti jala-jala halus yang mengitari pembuluh darah kecil, serat otot, serat saraf, dan sel lemak. Di dalam sekat-sekat halus pada paru-paru, terutama pada batas di antara jaringan ikat dan jenis jaringan yang lain, misalnya di bawah membran epitelium, serat ini membentuk jaring-jaring yang padat sebagai unsur membran basal. Perbedaan serat retikuler dengan serat kolagen adalah serat retikuler lebih tipis daripada serat kolagen dan dilapisi oleh glikoprotein.

2) Matriks yang tidak berbentuk (amorf)
Bahan dasar penyusun matriks ini adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Bentuk bahan dasarnya homogen setengah cair. Apabila kandungan asam hialuronatnya tinggi maka sifat matriksnya menjadi lentur. Tetapi sebaliknya, jika kandungan mukopolisakarida sulfatnya yang tinggi, sifat matriksnya menjadi kaku. Matriks ini jika berada di dalam sendi bersifat kental, sedangkan jika terdapat di dalam tulang punggung akan bersifat padat.

B. Sel-Sel Jaringan Ikat
Sel-sel jaringan ikat banyak ditemukan pada jaringan ikat longgar. Jaringan ikat dibagi dalam dua kelompok, yaitu sel-sel tetap dan sel kelana. Jaringan ikat sel-sel tetap, contohnya fibroblas, makrofag, sel plasma, dan sel lemak. Jaringan ikat yang termasuk sel kelana, yaitu sel-sel yang termasuk sel darah putih seperti limfosit dan leukosit. Berbagai jenis sel yang terdapat pada jaringan ikat longgar melekat pada matriks dan setiap selnya memiliki fungsi yang berbeda-beda.

1) Sel tetap jaringan ikat
Selain matriks, jaringan ikat juga tersusun oleh sel-sel jaringan ikat. Sel-sel ini memiliki berbagai macam fungsi sesuai dengan masing-masing jenis selnya. Sel-sel jaringan tetap ikat misalnya fibroblas, makrofag, sel plasma, dan sel lemak. 
  • Fibroblas termasuk golongan sel tetap, dan paling banyak jumlahnya pada jaringan ikat longgar. Fibroblas yang aktif banyak terdapat pada hewan muda dan di dalam jaringan ikat yang beregenerasi akibat luka. Pada hewan dewasa, sel pembentuk serabut ini kurang aktif. Fibroblas yang kurang aktif dikenal dengan nama fibrosit. Fungsi fibroblas, yaitu mensekresikan protein yang berbentuk serat.
  • Makrofag adalah sel yang bentuknya tidak teratur dan berfungsi untuk pinositosis dan fagositosis. Nama lain dari makrofag adalah histiosit. Pada umumnya makrofag merupakan sel yang berbentuk tidak beraturan dengan cabang-cabang yang biasanya pendek. Makrofag banyak ditemukan di dekat pembuluh-pembuluh darah, karena dapat melakukan fagositosis (bergerak dan memakan). Makrofag dapat bertindak sebagai pembersih dengan cara menelan sel darah, sel mati, bakteri, dan benda asing lainnya yang keluar dari pembuluh darah. Pada saat fagositosis, makrofag dapat mengambil bahan-bahan atau senyawa kimia, bakteri dengan cara invaginas.
  • Sel mastosit (sel tiang) banyak ditemukan tersebar dalam jaringan ikat longgar. Fungsi sel mastosit untuk menghasilkan heparin dan histamin. Heparin bermanfaat untuk mencegah terjadinya pembekuan darah, sedangkan histamin untuk meningkatkan kemampuan permeabilitas kapiler darah. Sel tiang banyak ditemukan pada jaringan ikat hewan rodentia. Sitoplasma sel tiang berisi granula, bentuk oval tetapi tidak beraturan, kadang mempunyai pseudopodia (kaki semu) yang pendek. Sel tiang juga dapat melakukan pergerakan, tetapi gerakannya lambat.
  • Sel lemak banyak ditemukan dalam keadaan sendiri-sendiri atau berkelompok sepanjang pembuluh darah kecil. Jika berkumpul dalam jumlah yang banyak akan berubah menjadi jaringan lemak (jaringan adiposa). Pada jaringan hewan yang segar, mereka tampak sebagai tetes-tetes minyak yang berkilauan dikelilingi sitoplasma. Jika lemak akan dipakai, lemak itu akan meninggalkan sel sebagai unsur-unsur terlarut dan sel itu akan tampak mengerut.
  • Sel plasma jarang terdapat pada jaringan ikat, tetapi sering terdapat pada membran serosa dan jaringan limfoid. Fungsi utama sel plasma adalah untuk menghasilkan antibodi yang dibuat di dalam retikulum endoplasma granular. Antibodi ini mungkin dilepaskan secara lokal atau ke dalam aliran darah atau mungkin ditampung untuk sementara waktu di dalam kantong-kantong sitoplasma.

2) Sel kelana jaringan ikat
Bagian yang termasuk sel-sel kelana jaringan ikat, yaitu berbagai jenis sel darah putih. Sel-sel darah putih dapat bergerak bebas secara diapedesis di antara darah, limfa, atau jaringan ikat untuk membersihkan patogen yang berupa bakteri, virus, atau protozoa yang menimbulkan penyakit. Sel-sel darah putih terbagi menjadi dua, yaitu sel darah putih bergranula (granulosit) dan yang tidak bergranula (agranulosit). Sel darah putih bergranula, misalnya eosinofil, basofil, dan neutrofil, sedangkan yang tidak bergranula, misalnya limfosit dan monosit.

C. Macam-Macam Jaringan Ikat
Berdasarkan matriks-matriks yang menyusunnya, jaringan ikat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat.

1) Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat longgar memiliki serabut kolagen berwarna putih, serabut elastis, dan serabut retikulum. Disebut jaringan longgar karena jaringan ikat ini memiliki ciri susunan serat-seratnya longgar. Contoh sel jaringan ini adalah sel fibroblas, sel plasma, dan sel makrofag. Fungsi jaringan pengikat longgar adalah membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah, dan saraf.Jaringan ikat longgar fungsi utamanya adalah sebagai berikut.
  • Sebagai materi pembungkus dan penambat serta media pembenam beberapa struktur, termasuk pembuluh darah dan saraf.
  • Mengikat jaringan-jaringan lain, unsur-unsur organ, dan organ-organ menjadi satu serta memungkinkan bagian-bagian itu bergeser dengan cukup leluasa antara satu dengan yang lainnya, karena ini bersifat fleksibel.

2) Jaringan ikat padat
Dinamakan jaringan ikat padat karena jaringan yang menyusunnya berimpitan. Jaringan ikat padat berdasarkan susunan serat-serat yang menyusunnya, dibagi menjadi dua macam, yaitu jaringan ikat padat beraturan dan tidak beraturan.
  • Jaringan ikat padat beraturan. Jaringan ikat padat ini terdapat pada tempat-tempat yang mengalami tegangan dari satu jurusan, serat-serat tersusun teratur secara paralel. Jaringan ini terdapat pada ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang dan tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.
  • Jaringan ikat padat tak beraturan. Jaringan ikat padat ini terdapat pada tempat-tempat yang mengalami tegangan atau kontraksi dari segala arah sehingga serat-seratnya akan berupa berkas teranyam yang arahnya tidak tentu. Jaringan ikat padat seperti ini ditemukan pada bagian dermis kulit dan pembalut tulang.

d. Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringannya tulang rawan terdiri dari sel-sel yang disebut kondrosit, serabut, dan matriks yang memiliki daya regang. Matriks-matriks tulang rawan terdiri dari campuran protein dengan polisakarida yang disebut kondrinsehingga sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit terbentuk dari kondroblas. Kondrosit ini terdapat di dalam lakuna yang letaknya pada perikondrium.
tulang rawan
Contoh-contoh tulang rawan yang terdapat pada bagian tubuh manusia, yaitu di daun telinga, hidung, laring, trakea, lempeng intervertebral yang menghubungkan antara tulang dengan tulang, dan pada ujung tulang rusuk. Berdasarkan jenis dan jumlah serat dominan yang terdapat dalam matriks tulang rawan digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastin, dan tulang rawan fibrosa (fibrokartilago).
  • Tulang rawan hialin banyak ditemukan dibandingkan dengan jenis tulang rawan lainnya. Matriksnya mengandung serat kolagen yang menyebar berbentuk anyaman halus dan tersusun rapat. Tulang rawan hialin berwarna bening seperti kaca. Bagian tubuh rawan hialin ditemukan pada bagian ujung tulang rusuk dan saluran pernapasan. Fungsinya adalah untuk memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, dan membantu pergerakan. 
  • Tulang rawan elastin terdapat pada tempat-tempat yang membutuhkan penyokong yang fleksibilitasnya tinggi, seperti bagian telinga luar, epiglotis, dan laring. Tulang rawan elastik berwarna kuning karena banyak mengandung serat elastin dan nampak lebih keruh dibandingkan rawan hialin. Rawan elastini merupakan perubahan bentuk dari rawan hialin. Matriks rawan elastik mengandung serat-serat kolagen dan juga jaring-jaring serat elastin yang banyak.
  • Tulang rawan fibrosa (fibrokartilago) terdapat pada tempat-tempat yang membutuhkan sokongan yang kuat atau daya rentang. Terdapat pada tulang rawan yang membatasi bahu, persendian tulang paha, dan pada tempat melekatnya tendon dan ligamen tertentu pada tulang. Juga terdapat pada sambungan tulang belakang dan simfisis pubis.
  • Tulang (Osteon) sebagai jaringan penyokong memiliki fungsi utama sebagai penyokong tubuh. Fungsi lainnya antara lain sebagai alat gerak dan pelindung organ-organ yang berada di bawah tulang. Tulang merupakan golongan jaringan ikat yang memiliki sel dan serabut yang terkurung dalam bahan yang keras. Bahan keras yang mengelilingi jaringan ikat tulang terbentuk dari hasil mineralitasi endapan garamgaram organik terutama kalsium fosfat.

Sel-sel pembentuk tulang disebut osteosit. Osteosit pada pertumbuhan awal tulang berasal dari osteoblas, osteosit terdapat di dalam lakuna. Osteosit yang satu dengan yang lain pada tulang dihubungkan oleh suatu saluran yang disebut kanalikuli. Matriks atau bahan pembentuk tulang adalah serat kolagen dan garam-garam mineral yang terdiri dari kalsium fosfat (85%), kalsium karbonat (10%), dan sejumlah kecil kalsium florida dan magnesium florida.

Dilihat dari strukturnya di bawah mikroskop, unit-unit penyusun tulang merupakan suatu saluran-saluran halus kanalikuli yang saling berhubungan membentuk suatu sistem saluran yang disebut sistem havers. Di dalam sistem havers terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi sebagai penyuplai zat-zat makanan bagi pertumbuhan tulang dan saraf yang terdapat di dalamnya.
Related Posts
Disqus Comments
 

facebook.com/KabarajaFP

Android Portal Indonesia