-->

Menginterpretasi Teks Laporan Hasil Observasi

Teks Laporan Observasi adalah teks yang menghadirkan informasi tentang sesuatu seperti alam, hewan, tumbuhan, hasil karya manusia, dan fenomena sosial dengan apa adanya. Informasi yang dihadirkan dalam teks laporan adalah hasil dari observasi dan analisis secara sistematis. Tujuan komunikatif dari teks laporan adalah menyampaikan informasi tentang sesuatu, apa adanya, sebagai hasil pengamatan sistematis atau analisis. Yang di deskripsikan dapat meliputi gejala alami, lingkungan, benda buatan manusia, atau gejala-gejala sosial.

Arti kata interpretasi menurut KBBI adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. Pencapaian interpretasi yang optimal bergantung pada kecermatan dan ketajaman penafsir. Karena bahasa merupakan media tanpa batas, maka setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap teks laporan hasil observasi. Kegiatan interpretasi lebih memfokuskan dan memprioritaskan pada pengkajian bagian-bagian yang ada dalam sebuah teks laporan. Untuk itu, menginterpretasi atau menafsirkan teks laporan ini sangat diperlukan untuk mengungkapkan apa yang ada dalam sebuah teks laporan. Perhatikan contoh teks laporan di bawah ini.

Pernyataan umum atau klasifikasi
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Bencana alam dapat terjadi dimanapun dan kapanpun, tak terkecuali di Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang rawan bencana alam. Itulah sebabnya Indonesia banyak mengalami bencana alam terutama gempa bumi, gunung meletus, banjir, dan tanah longsor.

Anggota/aspek yang dilaporkan
Bencana alam dapat disebabkan oleh faktor alam maupun manusia. Manusia memiliki peran cukup penting dalam terjadinya bencana alam. ketidaksadaran mendorong manusia untuk mengabaikan bagaimana pentingnya menjaga alam. Faktor penyebab bencana alam lainnya disebabkan oleh faktor alam. Perubahan cuaca yang ekstrem dapat menjadi salah satu penyebab bencana alam. keadaan alam yang tidak seimbang mempermudah terjadinya bencana alam.

Anggota/aspek yang dilaporkan
Tahun 2015 telah memasuki semester kedua, jika dilihat kebelakang pada semester pertama lebih dari 1.000 bencana melanda wilayah negeri ini. Bencana paling dominan masih seperti pada tahun‐tahun sebelumnya yaitu banjir, diikuti oleh puting beliung dan tanah longsor.

Anggota/aspek yang dilaporkan
Sampai pada bulan Juni 2015 saja, rekapitulasi data BNPB menunjukkan bahwa 141 orang meninggal, 7 hilang dan 9.556 unit rumah mengalami kerusakan dampak dari bencana yang terjadi. Pada bulan Juni saja, bencana terjadi sebanyak 93 kali yang mengakibatkan 20 orang meninggal serta lebih dari 300 unit rumah mengalami kerusakan dari rusak ringan, sedang hingga berat.

Anggota/aspek yang dilaporkan
Perhitungan matematis berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010 dan peta bahaya menghasilkan 148 juta penduduk terpapar gempabumi, 63 juta jiwa terpapar banjir, 40 juta terpapar tanah longsor, 11 juta terpapar gelombang ekstrim dan abrasi, 4,2 juta terpapar tsunami dan 3,9 juta jiwa terpapar bahaya gunungapi. Penduduk yang terpapar bencana menjadi prioritas dalam mengurangi risiko bencana dengan peningkatan kapasitas. Masyarakat yang mengetahui dan mampu untuk beradaptasi dengan bencana yang ada dilingkungan mereka, diharapkan mempunyai ketangguhan dalam menghadapi bencana. Ketangguhan suatu negara dalam bencana dapat tercermin dari sikap dan perilaku dari setiap individu dan keluarga dalam menghadapi bencana yang terjadi.

Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan Juni2015*)
Korban (jiwa)Kerusakan (unit)
Jenis BencanaJumlah KejadianMeninggal dan HilangLuka‐lukaMenderita & MengungsiRumah Rusak BeratRumah Rusak SedangRumah Rusak RinganRumah TerendamFasilitas PendidikanFasilitas PeribadatanFasilitas Kesehatan
banjir34218.3298613421.1381653
banjir dan tanah longsor12704----1
gempa bumi12-751-
puting beliung122972215136-
tanah longsor31181010691212-
letusan gunungapi310.645--1--
Total93201229.4471213523421.1381663

Grafik, tabel, atau bagan yang menyertai teks laporan hasil observasi berfungsi memperjelas isi laporan hasil observasi. Paparan yang rumit dan pelik akan lebih mudah dipahami bila disertai dengan tabel, grafik atau bagan/diagram. Teks laporan hasil obsservasi yang rumit dan disertai dengan tabel, grafik atau bagan/diagram, membantu pembaca untuk lebih memfokuskan pada tabel, grafik atau bagan/diagram yang disajikan. Pada umumnya pembaca akan mencari bagian-bagian yang diperlukan saja pada tabel, grafik atau bagan/diagram yang disajikan.

Membaca atau memahami isi sebuah grafik, tabel atau bagan dapat dilakukan dengan cara mengubah tampilan grafik, tabel atau bagan ke dalam bentuk uraian atau beberapa kalimat. Terkadang informasi dalam bentuk grafik tabel, dan bagan masih menyulitkan orang lain mengetahui informasi di dalamnya. Mengubah informasi dari sebuah grafik, tabel, dan bagan ke dalam beberapa kalimat bertujuan membantu pembaca memahami isinya. Kegiatan menguraikan grafik, tabel, dan bagan ke dalam kalimat berarti menerjemahkan gambar menjadi wacana, sehingga akan lebih dipahami. Dari tabel di atas dapat dinterpretasikan dengan kalimat sebagai berikut.
  1. Bencana alam yang paling sering terjadi selama semester pertama tahun 2015 adalah banjir (34 Kejadian).
  2. Bencana alam yang paling sedikit terjadi selama semester pertama tahun 2015 adalah banjir dan tanah longsor (1 kejadian).
  3. Korban jiwa paling banyak akibat bencana tanah longsor (18 jiwa).
  4. Rumah rusak berat paling banyak disebabkan oleh bencana alam banjir (86 rumah rusak berat).
  5. Kerusakan sarana pendidikan terbesar diakibatkan oleh bencana alam banjir (16 unit sarana pendidikan.
  6. Rumah rusak ringan paling banyak disebabkan oleh angin puting beliung (136 rumah).



Related Posts
Disqus Comments
 

facebook.com/KabarajaFP

Android Portal Indonesia